Kreatif dan Inovatif, Prodi KPI Improvisasi Mata Kuliah menjadi Puluhan Pengabdian Masyarakat
Yogyakarta – Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sukses menyelenggarakan seminar bertema “Membumikan Komunikasi Profetik: Implementasi Pesan Kenabian di Era Digital” pada Rabu, 28 Mei 2025 di ruang Teatrikal Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). Kegiatan ini menjadi puncak dari projek kegiatan webinar “Membumikan Komunikasi Profetik” yang digelar hingga 25 sesi dan melibatkan 116 mahasiswa, 15 narasumber hingga menghadirkan lebih dari 350 peserta. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang diturunkan dari mata kuliah Komunikasi Profetik yang diampu oleh Taufik Rahman, M.Sos.
Dalam wawancara singkat, Taufik mengatakan kalau agenda ini merupakan agenda pertama yang pernah dilakukan prodi KPI UIN Sunan Kaljaga yang bisa menghasilkan 25 pengabdian masyarakat kolaboratir bersama mahasiswa dan dosen yang dihasilkan hanya dari satu mata kuliah yaitu Komunikasi Profetik. Pada acara puncak, kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid yang juga menghadirkan mahasiswa dari UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo.
Agenda dibuka oleh wakil dekan tiga fakultas dakwah dan komunikasi, Dr Muhsin. Dalam sambutannya, ia mengelaborasi komunikasi profetik sejak zaman Nabi Adam as hingga beberapa Nabi setelahnya. Agenda ini berikutnya juga mendapat sambutan positif dari Ketua Prodi KPI, yaitu Saptoni MA. Dalam sambutannya, ia mengampresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam agenda ini yang sudah mensukseskan kegiatan ini. Ia juga berpesan kalau agenda semacam ini bisa menjadi contoh kreativitas di tengah efektivitas yang dilakukan di banyak tempat dan kegiatan.
Agenda Seminar ini juga menghadirkan sejumlah narasumber gabungan dari KPI UIN Yogya dan dari UIN Ponorogo. Narasumber dari UIN Ponoroto yaitu Dr. Iswahyudi, M.Ag. – Wakil Dekan III FUAD UIN Ponorogo. Sedangkan dari KPI UIN Yogya menghadirkan Dr. Hamdan Daulay, M.Si., M.A. yang merupakan Dosen KPI UIN Sunan Kalijaga dan Fika Suni Salsabila yang juga merupakan Mahasiswi berprestasi KPI UIN Sunan Kalijaga
Dalam materinya, Dr. Hamdan menekankan bahwa seorang dai dan komunikator harus mampu memproses dan menerima informasi dengan sikap tabayyun (klarifikasi). Media pun dituntut untuk mencegah kemunkaran dan mendekatkan manusia kepada Tuhan. Dalam menghadapi arus informasi, penting untuk selalu melakukancrosscheckdan menjaga hati agar tetap objektif. Komunikator profetik harus menjadi pribadi yang kuat secara spiritual dan moral.
Sementara itu, Dr. Iswahyudi menyampaikan bahwa informasi yang sampai ke publik harus dikawal dengan baik oleh komunikator. Ia mengingatkan pentingnya menjadi pribadi yang tidak mudah menyalahkan orang lain, tetapi justru memperbaiki diri. Menurutnya, komunikasi kenabian adalah komunikasi yang memahami substansi (TAHU ISI): transendensi, humanisasi, liberasi, dan praktisi. Ia juga mengimbau agar komunikasi tidak menjadi sarana menyebar kebencian, melainkan menebarkan kebaikan.
Fika Suni Salsabila menambahkan bahwa komunikasi profetik berbeda dari bentuk komunikasi lainnya karena menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan utama. Segala bentuk komunikasi harus dilandasi keimanan, ilmu, dan amal. Ketiganya akan bermuara pada terciptanyakhairu ummah(umat terbaik). Dalam praktiknya, berkomunikasi tidak sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga mempertimbangkan dampak dari setiap kata. Maka, sebelum menjadi pribadi yang membawa perubahan untuk umat, seseorang perlu memperbaiki dirinya terlebih dahulu.
Acara ini mendapat respons positif dari peserta yang hadir, baik secara langsung maupun daring. Seminar ini bukan hanya menjadi refleksi akademik, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya membawa nilai-nilai kenabian ke dalam praktik komunikasi modern