Diskusi Perdana KPI Research Center (KRC) 2024: Gadget Tak Pantas Selalu Dijadikan “Kambing Hitam”?
KPI Research Center (KRC) menggelar diskusi riset perdananya di co-working space student center pada hari Senin (09/09/2024). Diskusi kali ini membahas mengenai bagaimana peran gadget terhadap interaksi sosial pada masyarakat saat ini. Diskusi kali ini dipandu oleh Muhammad Alaykaula dan Kartika Maharani sebagai pemantik terjadwal hari itu.
Diskusi dibuka oleh Fauzan sebagai host dengan statement pengantar yang kerap terdengar di kalangan masyarakat terkait fungsi media atau gadget.
“Gadget dapat berdampak positif, mendekatkan yang jauh dan dampak negative, menjauhkan yang dekat. Lantas, apakah gadget menjadi factor terbesar terhadap perubahan cara masyarakat berinteraksi sosial?” kata Fauzan saat membuka ruang diskkusi.
Kegiatan diskusi dibuka dengan pemaparan materi pembuka oleh para pemantik mengenai tema terkait. Baik Ale (Pemantik 1) maupun Kartika (pemantik 2) memberikan pemahaman dari berbagai sudut pandang.
Kartika mengenalkan suatu istilah kepada para peserta diskusi, yaitu phone phubbing. Phone phubbing sendiri dapat dikatakan sebagai individualis akut.
“Ketika kita dalam ruang diskusi seperti ini contohnya. Misal ada yang buka hp dan sibuk dengan dunianya sendiri dengan hp tersebut, itu disebut Phubber atau pelaku phubbing. Bukan buka hp buat nyatet loh ya.” Jelas Kartika pada Senin (09/09).
Ale juga menjelaskan berbagai teori komunikasi dengan tujuan menyatukan pemahaman sebelum melanjutkan ke sesi disukusi.
“Pemahaman setengah2 tidak menghantarkan pada pemahaman yang sebenarnya.” Jelasnya.
Sesi diskusi berlangsung cukup seru dengan beberapa perbedaan pemikiran dari masing-masing peserta diskusi. Beberapa diantaranya sepakat dengan anggapan gadget sebagai penyebab utama berubahnya cara komunikasi dan interaksi suatu masyarakat sosial.
“Kita harus terus berhati-hati dengan adanya gadget di lingkungan kita karena emang seberpengaruh itu hp tuh. Coba kita lihat sebelum-sebelumnya, adanya TV atau radio walaupun sedikit berpengaruh namun tidak sesignifikan itu dalam memengaruhi cara kerja komunikasi sosial di lingkungan masyarakat.” Jelas salah satu peserta.
Kendati demikian, terdapat beberapa peserta diskusi lainya yang menolak gadget sebagai penyebab utama adanya perubahan interaksi sosial pada masyarakat.
“Kebiasaan manusia dari dulu. Selalu ketika ada suatu konflik atau masalah langsung mencari kembing hitam untuk disalahkan. Ketika TV muncul, mereka menyalahkan TV, radio muncul, mereka menyalahkan radio, termasuk saat ini gadget. Seharusnya kita sebagai manusia memang harus menyesuaikan keadaan dan perubahan yang ada sehingga fokus pada solusi, bukan saling menyalahkan sebagai bentuk pembenaran.” Jelas peserta lainya.
Bagaimanapun juga hasilnya, pesan yang disampaikan oleh diskusi tersebut yaitu mengenai bijaknya kita dalam menggunakan tekhnologi yang ada. Karena sejatinya, adanya perkembangan tekhnologi ditujukan untuk membantu pekerjaan manusia. Sehingga, harapanya manusia dapat terus berkembang sejalan dengan perkembangan tekhnologi yang terjadi.