Mengenal Mohamad Hasan As’adi, Peraih Predikat Wisudawan Terbaik Dengan IPK 3,92

Menjadi wisudawan terbaik dan tercepat agaknya menjadi impian dari setiap mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan. Namun hasil tak pernah mengkhianati usaha. Mungkin inilah yang dibuktikan oleh sosok bernama Mohamad Hasan As'adi. Pria yang akrab disapa Adi ini berhasil menyelesaikan studinya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan predikat Wisudawan Terbaik Tercepat dengan IPK 3,92.
Ketika ditanya soal perasaannya menjadi Wisudawan Terbaik Tercepat, Adi hanya mengatakan tak menyangka jika predikat tersebut sudah tersemat untuknya.
"Sebenarnya nggak menyangka bakal dapat, aku kira temen-temen yang lain ada yang lebih baik nilainya dari saya. Saya senang akhirnya perjalanan menempuh sarjana ini mendapat penghargaan sebagai wisudawan tercepat dan terbaik," ungkap Adi, dalam keterangan tertulisnya yang dihubungi penulis via WhatsApp pada Kamis (26/11).
Bukan tanpa kendala, Adi pernah melalui berbagai kesulitan saat pertama kali datang ke Yogyakarta. Terlebih saat awal semester dimana ia harus membiayai hidupnya sendiri.
"Hambatan pasti ada, di awal semester, 2 bulan pertama berjalan dengan lancar tapi menginjakkan ke bulan ke tiga ternyata biaya hidup di kota rantau serta biaya untuk organisasi sangat besar," kenang pria kelahiran Jember, 22 Mei 1997 ini.
Bahkan sempat terbersit dalam pikiranya untuk berhenti kuliah pada saat itu. Namun niatnya ini ia urungkan setelah mencoba tawaran beasiswa dan berhasil mendapatknya.
"Pada saat itu ada wacana untuk berhenti kuliah dan bekerja. Tapi ternyata setelah mencari di mesin pencarian google bertemu dengan website Kemendikbud dan terdapat tawaran untuk mengikuti beasiswa Unggulan. saya mencoba mendaftar dengan proses dan waktu yang panjang akhirnya saya lolos menjadi penerima beasiswa unggulan sampai akhir kuliah saya," tambahnya.
Beruntung, Adi memiliki teman-temannya Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta, teman-teman di kampus, guru, serta dosen yang selalu mendukung dan memberinya semangat.
"Ada banyak teman yang selalu mendukung, di awal saya kuliah dulu saya berangkat ke kampus jalan kaki dan banyak teman angkatan yang menawari untuk berangkat bersama, dalam bidang akademik saya banyak bertemu dengan teman-teman hebat yang penuh ambisi dan prestasi jika berdiskusi," ungkap pria kelahiran Jember, 22 Mei 1997 ini.
Selain itu, Adi juga tekun mengembangkan hobi desain grafis dan riset. Di bidang desain grafis, ia pernah meraih berbagai prestasi mulai dari Winner Design Street Industrial, Corporate German tahun 2015, Runner Up Logo Mecca production Needs an Innovative New, Corporate German tahun 2017, serta Winning Design Label RAT & TAT Biogas, Corporate German tahun 2017.
Sementara di bidang riset, karya tulisnya telah banyak dipublikasikan dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Beberapa karyanya antara lain;
- Artikel dengan Judul "Tradisi Suku Gorontalo Sebagai Media Komunikasi Tradisional Pada Masyarakat Titidu dan Manfaatnya Bagi Pembangunan Daerah" di Kalijaga Journal of Communication, Jilid 2, Terbitan 1, tahun 2020.
- Buku karangan bersama dengan Judul "Setapak Jejak di Beranda Utara Indonesia : Catatan Perjalanan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di Gorontalo, Penerbit Suka-Press, Tahun 2020."
- Artikel dengan Judul "The Communication Climate of an Organization in Islamic Boarding School Foundation (A Case Study of Department of Infrastructures and Facilities in Wahid Hasyim Islamic Boarding School Foundation Yogyakarta)” di Profetik: Jurnal Komunikasi, Jilid 12, Terbitan 1, tahun 2020. (Sinta 2)"
Dengan segudang prestasinya ini, Adi rupanya masih menyimpan impian lain yang ingin segera diwujudkan.
"Kalau rencana kedepan yang mau aku dapat aku mau lanjut kuliah ke luar negeri di kampus terkemuka seperti Edinburg, Amsterdam, Harvard, Monash, atau mungkin Stanford jika masih ada jalan yang lebar,"
Tak lupa ia menyampaikan pesannya untuk teman-teman yang masih berjuang menunggu kelulusan.
"Sebenarnya ada pepatah yang selalu di tekankan oleh bapak pengasuh ponpes Wahid hasyim Yogyakarta yang menjadi pedoman saya dan saya amalkan yaitu : 'Menomorsatukan Allah dan membuat orang lain terhormat. Menomor satukan Allah pastinya harus ibadah dengan baik dengan tuntunan yang benar. selanjutnya membuat orang lain terhormat bisa di lakukan dengan sikap dan perilaku kita di kampus, membuat orang lain terhormat dengan mengerjakan tugas sebaik-baiknya sehingga bisa memperoleh nilai yang memuaskan. Juga harus selalu berpikiran lapang dan menerima pendapat orang lain" pungkasnya.
Ditulis oleh : Deta Jauda Najmah